PT Kereta Api Indonesia atau KAI (Persero) saat ini tengah menyeleksi ratusan karyawan potensial untuk mengoperasikan LRT Jabodebek yang akan segera dioperasikan secara komersial. Operasi paling awal adalah Desember 2022.
Direktur Utama PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo mengatakan pihaknya ingin merekrut 572 staf di berbagai posisi untuk kebutuhan operasional LRT Jabodebek. Proses rekrutmen dilakukan secara bertahap sejak tahun 2020.
Personel yang paling sering direkrut adalah pramugari, karyawan, serta masinis, yang sering memberikan informasi dan layanan kepada pelanggan.
“Dari sisi SDM, PT KAI akan menyiapkan 572 karyawan, dimana nantinya akan ada pramugari,” kata Didiek dalam sesi webinar, Kamis (12/5).
Meski tidak bertanggung jawab mengemudikan kereta LRT, kondektur tetap harus memiliki surat izin mengemudi. Dengan teknologi GoA 3, mereka juga bukan masinis. Meski memiliki sertifikasi masinis, namun fungsinya sebagai pramugari,” imbuhnya.
Kemudian, KAI juga akan menyewa operator Operation Control Center (OCC) untuk mengendalikan KA LRT Jabodebek.
Operasi otomatis tanpa masinis
Sebagai informasi: Kereta LRT dengan teknologi GoA 3 dapat berjalan secara otomatis tanpa pengemudi. Untuk itu, Operator OCC AKAN menggantikan posisi Engineer untuk mengarahkan dan mengoperasikan kereta api.
Operator OCC ini akan menjadi otak perjalanan kereta api ini karena semua perjalanan fokus pada OCC di depo,” kata Didiek.
Mengutip data PT KAI (Persero), jumlah orang yang dipekerjakan untuk mengoperasikan KRL Jabodebek bahkan lebih besar, mencapai 585 orang untuk 5 posisi operasi dan pemeliharaan.
Lowongan terbesar untuk posisi pramugari, 123 orang. Disusul operator stasiun 72 orang dan operator OCC 22 orang. Kemudian masih ada 20 posisi supervisor dan 4 chief controller yang harus diisi.