Menteri BUMN Erick Thohir mengimbau generasi muda Indonesia untuk memanfaatkan disrupsi digital sebagai peluang. Menurut Erick, kehadiran disrupsi digital akan memformat banyak industri dan ekonomi. Namun, ini harus menjadi peluang yang dapat digunakan kaum muda untuk tetap kompetitif.
Akibat gangguan tersebut, banyak pekerjaan yang akan hilang, begitu juga dengan pekerjaan yang akan bertambah. Ini berarti AKAN ada perubahan signifikan dalam hal ketenagakerjaan. Ini perlu diantisipasi,” kata Erick saat kuliah umum di Universitas PGRI Banyuwangi, Minggu (15,4).
Erick Thohir menyoroti fakta bahwa dari 10 perusahaan terbesar di dunia, tujuh di antaranya adalah perusahaan teknologi. Erick merasa bahwa ini adalah sinyal perubahan besar dalam industri, bahwa eksplorasi sumber daya manusia kini telah melampaui nilai industri sumber daya alam.
Erick juga meminta agar digitalisasi ini tidak membuat anak muda pasif. Kita sudah menghadapi gelombang pertama kehadiran media online. Kemudian gelombang kedua dengan hadirnya berbagai aplikasi. Kemudian gelombang ketiga dengan kehadiran metaverse. Jangan sampai semuanya mati menjadi ajang yang didominasi produk luar negeri,” kata Erick.
Terlibat dalam teknologi
Oleh karena itu, Erick memandang penting bagi anak muda Indonesia untuk tertarik pada teknologi, khususnya yang digital. Dengan generasi muda yang menguasai seluk beluk teknologi digital, Erick optimistis Indonesia mampu bersaing di kancah ekonomi dunia baru.
Erick juga mencontohkan, mayoritas penduduk Indonesia adalah anak muda. Literasi anak muda Indonesia terkait digitalisasi akan menjadi kekuatan utama dalam merespon pergolakan teknologi. Sebab bagi Erick, disrupsi digital merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi kekuatan ekonomi global pada 2045.
Tahun 2045, insya Allah kita akan terus tumbuh menjadi salah satu kekuatan besar ekonomi dunia,” kata Erick.